Setiap orang
dapat memiliki ide yang luar biasa, tapi yang dikenang dalam sejarah adalah
orang yang berhasil mewujukannya. Dalam dunia riset mereka adalah inventor,
para menemu yang produknya dipakai oleh masyarakat. Dalam dunia bisnis mereka
adalah wirausahawan yang berhasil menjadikan ide menjadi sebagai bisnis besar.
Ide tidak akan
menjadi apa-apa kalau tidak dapat dieksekusi.
Sebaliknya eksekusi langsung sebuah ide juga dapat mengakibatkan
pemborosan waktu dan biaya yang luar biasa.
Dalam konteks bisnis, yang diperlukan adalah bagaimana cara mengubah ide
menjadi sebuah bisnis dengan cara yang cepat dan efisien.
Alat yang
banyak dipakai untuk mengubah ide menjadi bisnis adalah model bisnis (business
model). Model bisnis menyederhanakan
realitas bisnis yang kompleks menjadi elemen-elemen pokok yang mudah untuk
dibuat. Pada umumnya orang mengenal
“business plan” atau studi kelayakan sebelum memulai sebuah bisnis. Namun “business plan” umumnya dibuat dengan
sangat rinci padahal masih banyak asumsi yang belum terbukti.
Business Model Canvas merupakan alat
pembuat model bisnis yang kini sangat popular dalam dunia keriwausahaan karena
kemampuannya dalam menggambarkan elemen inti dalm sebuah bisnis dengan lebih
mudah dalam satu lembar kanvas. Selain
itu keunggulan BMC adalah kemudahannya untuk diubah-ubah model bisnis dengan
cepat dan melihat implikasinya perubahan seuatu elemen pada elemen bisnis yang
lain.
Model bisnis
kanvas digambarkan melalui sembilan blok bangunan dasar yang menunjukkan logika
bagaimana sebuah perusahaan bermaksud untuk menghasilkan uang. Sembilan blok
ini mencakup empat bidang utama bisnis yaitu pelanggan, penawaran,
infrastruktur, dan kelayakan keuangan. Kesembilan blok bangunan dasar yang
digunakan untuk penggambaran model bisnis kanvas adalah:
1.
Customer
Segments
Pasar
terdiri dari berbagai macam pembeli yang membeli suatu produk sesuai dengan
keinginan, sumber daya, lokasi, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing
memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan
pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendesain program
pemasarannya tersendiri bagi masing-masing segmen pasar tersebut, namun tidak
semua kumpulan pelanggan dapat disebut sebagai segmen pasar. Suatu kelompok
pelanggan dapat disebut sebagai segmen pasar apabila:
a.
Memerlukan pelayanan (value propositions) yang
tersendiri karena permasalahan dan kebutuhan secara khusus.
b.
Dicapai dan dilayani dengan saluran distribusi
(channels) yang berbeda.
c.
Perlu pendekatan (customer relationship) yang
berbeda.
d.
Memberikan profitabilitas yang berbeda.
e.
Mempunyai kemampuan bayar yang berbeda sesuai
dengan persepsi terhadap nilai yang mereka terima.
2.
Value
Propositions
Value
propositions (Nilai tambah yang diberikan kepada para pelanggan) terdiri dari
produk dan jasa yang dapat menambah nilai tambah kepada segmentasi yang
spesifik. Bagi pelanggan, value propositions terwujud dalam bentuk pemecahan
masalah yang dihadapi atau terpenuhinya kebutuhan. Value propositions merupakan
alasan kenapa pelanggan sering mengalihkan perhatian dari satu perusahaan ke
perusahaan lain. Value propositions ini dapat mengatasi kebutuhan pelanggan
ataupun memuaskan kebutuhan pelanggan. Dalam hal ini, value propositions adalah
keuntungan yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Beberapa value
propositions bersifat inovatif yang menawarkan hal yang benar-benar baru.
Lainnya juga dapat mirip dengan penawaran pasar umumnya, namun ditambahkan
dengan atribut-atribut lainnya.
Value
proposition membuat nilai tambah untuk segmen pasar melalui pencampuran
elemen-elemen yang sesuai dengan kebutuhan segmen pasar. Nilai tambah dapat
bersifat kuantitatif (Misalnya: harga, kecepatan pelayanan) dan kualitatif
(Misalnya: desain, pengalaman pelanggan).
Beberapa
elemen yang berkontribusi pada pembentukan nilai tambah adalah:
1.
Kebaruan (Newness)
2.
Kinerja (Performance)
3.
Kustomisasi (Customization)
4.
Penyelesaian Pekerjaan (Getting the Job Done)
5.
Desain (Design)
6.
Merek/Status (Brand/ Status)
7.
Harga (Price)
8.
Pengurangan Biaya (Cost Reduction)
9.
Pengurangan Risiko (Risk Reduction)
10.
Akses (Accessibility) Kenyamanan/Kemudahan
Penggunaan (Convenience/ Usability)
3.
Channels
Channels
adalah saluran untuk berhubungan dengan para pelanggan. Komunikasi, distribusi,
dan jaringan penjual atau sales merupakan salah satu usaha perusahaan untuk
berkomunikasi dengan pelanggan. Channels memainkan peranan yang penting dalam
pengalaman pelanggan. Channels memiliki beberapa fungsi, antara lain:
1.
Meningkatkan kesadaran pelanggan terhadap produk
dan jasa dari perusahaan.
2.
Membantu pelanggan dalam mengevaluasi value
proposition dari perusahaan.
3.
Memfasilitasi pelanggan untuk membuat produk dan
jasa tertentu.
4.
Membantu meyampaikan nilai tambah untuk
pelanggan.
5.
Memberi dukungan kepada pelanggan pasca
pembelian.
Menemukan
channels yang tepat dalam memuaskan kebutuhan pelanggan adalah bagian krusial
dalam memberikan value proposition bagi perusahaan. Organisasi dapat memilih
menyentuh pelanggannya melalui own media yang dimiliki perusahaan sendiri,
partner media, atau perpaduan dari keduanya. Partner channels biasanya bersifat
tidak langsung dan memiliki pilihan-pilihan yang beragam, misalnya wholesales,
retail, dan lainlain. Partner channels membuat margin yang diterima perusahaan
rendah, namun perusahaan dapat mengembangkan dan menggunakan keunggulan dari
partner. Owned channels membuat margin
yang diterima perusahaan tinggi, tapi juga boros dalam pembiayaan. Cara paling
tepat adalah menggabungkan dan menyeimbangkan keduanya untuk membuat pelanggan
puas dan memaksimalkan keuntungan.
4.
Customer
Relationships
Customer
relationships adalah tipe hubungan yang ingin dijalin dengan para pelanggan
dari segmen pasar yang spesifik. Perusahaan seharusnya memikirkan tipe hubungan
yang akan dijalin dengan para pelanggan dari berbagai segmen. Customer
relationship dapat dibentuk dari berbagai motivasi, antara lain:
a.
Customer acquisition
b.
Customer retention
c.
Boosting sales (upselling)
Tugas
seorang pemasar (marketer) dalam dua kelompok besar, yakni akuisisi pelanggan
(customer acquisition) dan retensi pelanggan (customer retention). Dalam
kelompok pertama (akuisisi pelanggan), tugas pemasar adalah terus menerus
mencari pelanggan baru, baik dari pelanggan kompetitor maupun mengubah yang
sebelumnya bukan pelanggan siapapun menjadi pelanggan mereka yang dikelola. Adapun dalam
kelompok kedua (rentensi pelanggan), tugas pemasar berupaya terus-menerus
mempertahankan pelanggan yang sudah menggunakan mereknya agar tidak pindah ke
merek kompetitor (Wind, 2002). Sedangkan boosting sales yaitu mendorong
pelanggan yang sudah ada untuk berbelanja lebih banyak bagi perusahaan.
Ada beberapa
kategori dari customer relationships yang dapat dipadukan dengan customer
segments, antara lain:
1.
Personal Assistance
2.
Dedicated Personal Assistance
3.
Self Service
4.
Automated Service
5.
Communities
6.
Co-creation
5.
Revenue
Streams
Revenue
Streams adalah pendapatan yang diterima perusahaan dari masing-masing segmen
pasar atau dengan kata lain revenue streams adalah pemasukan yang biasanya
diukur dalam bentuk uang yang diterima perusahaan dari pelanggannya. Jika
kepuasan pelanggan adalah jantung dari sebuah model bisnis, maka revenue
streams adalah pembuluh arterinya. Revenue streams bukan mempresentasikan
keuntungan yang didapat, karena secara umum diketahui bahwa keuntungan
merupakan pendapatan bersih setelah dikurangi biaya-biaya usaha (PPM Manajemen,
2012).
Perusahaan
harus sering memikirkan nilai tambah apakah yang dapat digunakan sehingga
pelanggan mau untuk membayarnya. Apabila pertanyaan ini dapat dijawab, maka perusahaan
dapat menyimpulkan satu atau lebih dari revenue streams yang didapat dari
masing-masing segmen pasar. Masing-masing revenue streams memiliki mekanisme
harga yang berbeda satu sama lain, misalnya harga tetap, bargaining,
auctioning, market dependent, volume dependent, dan yield management.
Model
bisnis dapat dibentuk dari 2 (dua) macam Revenue Streams:
1.
Pendapatan didapatkan dari satu kali transaksi.
2.
Pendapatan yang didapatkan berulang kali yang
dihasilkan dari pembayaran berkelanjutan baik untuk memberikan value
proposition kepada pelanggan ataupun tidak menyediakan dukungan pasca
pembelian.
Ada
beberapa cara untuk mendapatkan Revenue Streams:
1.
Penjualan Aset (Asset Sale)
2.
Biaya Pemakaian (Usage Fee)
3.
Biaya Langganan (Subscription Fees)
4.
Sewa (Lending/ Renting/ Leasing)
5.
Lisensi (Licensing)
6.
Biaya Jasa Perantara (Brokerage Fees)
7.
Iklan (Advertising)
8.
Donasi (Donation)
9.
6.
Key
Resources
Key
resources adalah sumber daya utama yang dibutuhkan oleh perusahaan supaya model
bisnis dapat berjalan. Sumber daya utama ini membuat sebuah perusahaan dapat
membentuk dan menawarkan value propositions, mendapatkan pasar, mengawasi
hubungan dengan segmen-segmen pasar, dan mendapatkan penghasilan. Key resources
dibentuk berdasarkan tipe model bisnis.
Key resources dapat berupa benda fisik, finansial, intelektual, maupun
manusia. Key resources dapat dimiliki oleh perusahaan maupun bekerjasama dengan
Key partners.
Key resources
dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Fasilitas (Physical), dalam kategori ini termasuk aset-aset fisik misalnya fasilitas pabrik, bangunan, mesin dan peralatan, sistem, sistem penjualan, dan jaringan distribusi.
- Intelektual (Intellectual), sumberdaya intelektual meliputi brands, pengetahuan, paten dan hak cipta, partnerships, dan database pelanggan yang merupakan komponen yang penting dalam membuat model bisnis yang kuat. Sumberdaya intelektual sangat sulit untuk dibangun namun saat telah berhasil dibangun dapat memberikan nilai tambah yang sangat bagus.
- Manusia (Human), setiap bisnis memerlukan sumber daya manusia, namun manusia adalah aset yang sangat penting dalam model bisnis
- Finansial (Financial), beberapa model bisnis membutuhkan sumberdaya finansial dan atau jaminan finansial, misalnya uang tunai, kredit, kebutuhan-kebutuhan lain untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya perusahaan.
- Teknologi (Technology), pada perusahaan yang high-tech, teknologi menjadi sumber daya utama yang sangat menentukan. Pada perusahaan telekomunikasi, penguasaan teknologi terbaru menjadi penentu untuk mewujudkan value propositions yang dijanjikan kepada pelanggan.
- Saluran Distribusi (Channel), saluran distribusi kini juga menjadi sumber daya yang penting. Bagi perusahaan consumer good, saluran distribusi untuk produk mereka menjadi sangat penting.
7.
Key
Activities
Key activities
adalah kegiatan-kegiatan utama apa saja yang perlu dilakukan oleh organisasi
ataupun perusahaan agar dapat memberikan nilai tambah dengan baik. Setiap model
bisnis memiliki aktivitas-aktivitas utama. Hal ini adalah aksi yang paling
penting supaya perusahaan dapat mengoperasikan perusahaannya dengan sukses.
Seperti pada key resources, key activites juga diperlukan untuk membuat dan
menawarkan pada pelanggan value proposition, mendapatkan pasar, dan
menghasilkan pendapatan. Selain itu, key activities dibuat berdasarkan model
bisnis.
Key activities
dapat dikategorikan sebagai berikut:
- Operasi Produksi (Production). Aktivitas ini bertujuan untuk mendesain, membuat, dan mengantarkan produk dalam jumlah tertentu dan atau kualitas baik. Aktivitas produksi mendominasi dalam model bisnis dalam pabrik pembuatan barang. Aktivitas-aktivitas utama pada organisasi jenis produksi meliputi pengadaan bahan yang diperlukan dari pemasok, pengolahan dalam proses produksi, serta penyaluran produk jadi atau jasa kepada pelanggan.
- Operasi Jasa (Problem Solving). Aktivitas ini bertujuan untuk mengatasi masalah dan memberikan solusi baru atas masalah pelanggan secara individu. Aktivitas penyelesaian masalah khususnya merupakan jenis kegiatan operasi bagi konsultan, rumah sakit, dan organisasiorganisasi pelayanan lain.
- Platform dan Jaringan (Platform/ Network). Aktivitas-aktivitas utama pada organisasi bisnis yang berbasis platform dan jaringan adalah perancangan, pembangunan, dan pengembangan hardwaredan software, termasuk jaringan internet dan website. Aktivitas-aktivitasnya meliputi penyediaan pelayanan yang dibutuhkan oleh para pelanggan dan pengguna, termasuk proses penyampaiannya dan penjagaan hubungan dengan para pelanggan.
8.
Key
Partnership
Key partnership
adalah mitra utama dalam bisnis, misalnya supplier, sehingga model bisnis dapat
berjalan. Perusahaan menjalin kerjasama untuk beberapa alasan dan jalinan
kerjasama menjadi landasan dari beberapa model bisnis. Perusahaan membuat
aliansi untuk mengoptimasi model bisnisnya, mengurangi risiko, atau memperoleh
sumberdaya. Kita dapat membedakan
diantara keempat tipe yang berbeda dari Partnership:
1.
Aliansi strategis antara perusahaan bukan
pesaing
2.
Coopetition : kemitraan strategis antar pesaing
3.
Usaha patungan untuk membuat bisnis baru
4. Hubungan pembeli-pemasok sehingga dapat menjamin
pasokan yang didapatkan adalah pasokan yang baik
Hal ini dapat
bermanfaat untuk membedakan ketiga motivasi untuk menjalin kemitraan:
1. Optimasi dan Skala Ekonomi
2.
Pengurangan Risiko dan Ketidakpastian
3.
Perolehan Sumberdaya dan Kegiatan Tertentu
9.
Cost
Structure
Cost
structure adalah komponen-komponen biaya yang digunakan supaya organisasi atau
perusahaan bisa berjalan sesuai dengan model bisnisnya. Membuat dan meningkatkan nilai tambah,
berhubungan dengan pelanggan, dan mendapatkan penghasilan semuanya termasuk
dalam komponen biaya. Beberapa komponen biaya dapat dihitung setelah perusahaan
mengetahui key resources, key activities, dan key partnership.
Sebenarnya,
biaya dapat diminimisasi dalam setiap model bisnis. Ada dua macam model bisnis
Cost Structure yaitu berdasarkan biaya dan berdasarkan nilai tambah:
1. Cost-driven,
model bisnis cost-driven fokus pada minimisasi biaya dimanapun minimisasi biaya
dapat dilakukan. Pendekatan ini fokus pada pembuatan dan pengawasan struktur
biaya yang paling murah, menggunakan value propositions yang murah,
memaksimakan otomatisasi, dan outsourcing yang luas.
2. Value-driven,
beberapa perusahaan kurang peduli dengan biaya implikasi dari model bisnis
tertentu dan fokus pada pembentukan nilai tambah karena segmen pasar yang
dituju adalah segmen pasar yang tidak sensitif terhadap harga. Value
proposition dan tingkat layanan pribadi yang tinggi biasanya mencirikan model
bisnis ini.
Cost Structure
memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
a.
Biaya Tetap
b.
Biaya Variabel
c.
Skala Ekonomi
d.
Economies of Scope
Berikut adalah contoh bisnis
model kanvas mengenai Jasa Overhaul Smartphone :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar