Manusia dan Kegelisahan
Latar
belakang
Manusia pada
dasarnya pernah merasakan yang namanya gelisah dalam hidupnya,
entah mengenai masalah ataupun polemik yang terjadi dihidupnya yang menyebabkan
rasa gelisah tersebut.
Kegelisahan merupakan
rasa kekhawatiran yang ada dalam diri manusia, rasa ini disebabkan karena
kurang tentramnya jiwa seseorang atau rasa tidak tenang (tidak sabar) yang
menyebabkan rasa gelisah ini muncul. Pada hakekatnya
sebab-sebab orang gelisah disebabkan karena rasa takut. Namun terlepas dari itu
usaha untuk mengatasi kegelisan sangatlah perlu. Yaitu dengan dimulai dari diri
kita sendiri, dengan bersikap tenang dan tidak terbawa pengaruh emosi dalam
jiwa kita. Karena jiwa kita sendirilah yang dapat kita kontrol untuk terlepas
dari rasa kegelisahan.
Kegelisahan yang sering terjadi pada manusia biasanya adalah disaat seseorang pernah melakukan sebuah perbuatan buruk. Hal ini
lah yang membuat seseorang mengalami kegelisahan. Hatinya tidak tenang, dia
merasa cemas. Karena terlalu memikirkan perbuatan buruk yang sudah
dilakukannya. Akhirnya orang tersebut terlihat murung, menyendiri dan merasa
kesepian dan terasing.
Berikut
sedikit cerita dalam hidup saya ketika saya mendapatkan atau merasakan rasa
kegelisahan:
Rasa gelisah pun
muncul pada diri manusia pada saat-saat ketika diri kita sedang menunggu atau
pun mengkhawatirkan tentang sesuatu. Ketika itu saya sedang menunggu-nunggu
hasil UN tahun 2013 yang menyatakan lulus tidaknya saya dari bangku SMA yang
akan menghantarkan saya pada bangku kuliah. Perasaan gelisah itu pun selalu teringat
dan selalu menantikan kabar gembira pada akhirnya. Saya selalu berharap dan
berdoa kepada Allah SWT semoga mendapatkan hasil nilai UN yang baik dan
memuaskan. Ketika pada saatnya pengumuman hasil UN 2013 pun menyatakan saya lulus dari
SMA saya. Kabar itu sangat menggembirakan walaupun sebelumnya rasa gelisah
selalu ada dalam diri saya menunggu-nunggu pengumuman tersebut. Gelisah sangat
erat pada manusia karena manusia pasti pernah merasakan gelisah dalam
kehidupannya.
Pengertian
Kegelisahan
Gelisah
artinya rasa yang tidak tentram di hati atau merasa selalu khawatir, tidak
dapat tenang (tidurnya), tidak sabar lagi (menanti), cemas dan sebagainya.
Kegelisahan menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya,
artinya merasa gelisah, khawatir, cemas atau takut dan jijik. Rasa gelisah ini
sesuai dengan suatu pendapat yang menyatakan bahwa manusia yang gelisah itu
dihantui rasa khawatir atau takut. Kegelisahan
yang cukup lama akan menghilangkan kemampuan untuk merasa bahagia.
Manusia selama ini seringkali tenggelam
dalam kegelisahan. Berbagai penyebab kegelisahan telah menyita waktu dan
perhatian manusia, dan sayangnya banyak yang tidak menyadari betapa
mengganggunya kegelisahan itu. Kegelisahan yang timbul dalam diri kita
sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan mereka di dalam pikiran kita
melalui ketidakmampuan ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan keakuan
dan melalui khayalan yang melambung serta kesalahan dalam menilai setiap
kejadian atau benda. Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda
dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang kekal di dunia ini dan
bahwa keakuan kita sendiri merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam
pikiran yang tidak terlatih. Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram,
tidak tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia. Kegelisahan
merupakan gejala universal yang ada pada manusia manapun. Namun kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingakah laku atau gerak – gerik seseorang
dalam situasi tertentu. Jadi, kegelisahan merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi
dari perasaan tidak tenteram, khawatir,
ataupun cemas.
Kegelisahan hanya dapat diketahui dari
gejala tingkahlaku atau gerak gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala
gerak gerik atau tingkah laku itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan
mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala, duduk merenung
sambil memegang kepala, duduk dengan wajah murung,malas bicara, dan
lain-lain.kegelisahan juga merupakan ekspresi dari kecemasan. Masalah kecemasan
atau kagalisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara definisi
dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan
tidak tercapai.
Hal ini terjadi karena adanya
keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui hal-hal yang akan datang atau yang
belum terjadi. Hal ini terjadi misalnya karena adanya suatu harapan, atau
adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut terhadap dosa-dosa dan pelanggaran
(yang telah dilakukan), takut terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan
spiritual), takut akan kehilangan milik (harta dan jabatan), atau takut
menghadapi keadaan masa depan (yang tidak disukai). Sedangkan sumber
kegelisahan berasal dari dalam diri manusia (internal) misalnya rasa lapar,
haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia (eksternal) misalnya kegelisahan
karena diancam seseorang.
Penyebab lain kegelisahan karena adanya
kemampuan seseorang untuk membaca dunia dan mengetahui misteri hidup. Kehidupan
ini yang menyebabkan mereka menjadi gelisah. Mereka sendiri sering tidak tahu
mengapa mereka gelisah, mereka hidupnya kosong dan tidak mempunyai arti. Orang
yang tidak mempunyai dasar dalam menjalankan tugas (hidup), sering ditimpa
kegelisahan. Kegelisahan yang demikian sifatnya abstrak sehingga disebut
kegelisahan murni, yaitu kegelisahan murni tanpa mengetahui apa penyebabnya.
Bentuk- bentuk kegelisahan manusia berupa keterasingan, kesepian,
ketidakpastian. Perasaan-perasaan semacam ini silih berganti dengan
kebahagiaan, kegembiraan dalam kehidupan manusia. Tentang perasaan
kegelisahan ini, Sigmund Freud membedakannya menjadi tiga macam, yaitu :
1. Kegelisahan Obyektif
(Kenyataan)
Kegelisahan ini mirip
dengan kegelisahan terapan dan kegelisahan ini timbul akibat adanya pengaruh
dari luar atau lingkungan sekitar.
Contoh : Tini
seorang ibu muda, mempunyai anak berumur dua tahun, Tina namanya. Tina tumbuh
sehat, montok, lucu, lincah, dan sangat akrab dengan ibunya. Hampir seluruh
waktu Tini tercurahkan untuk Tina. Ia keluar kerja demi Tina, anak yang baru
seorang itu. Sekonyong-konyong Tina sakit ; muntah-muntah disertai buang air.
Tini bingung, anaknya segera dibawa kerumah sakit. Kata dokter, Tina harus
dirawat di rumah sakit dan tidak boleh ditunggui. Tina menangis terus, tetapi
ibunya harus meninggalkannya. Tini gelisah, cemas, khawatir, memikirkan nasib
anaknya. Pada
contoh tersebut jelas bagi kita, bahwa kegelisahan yang diderita oleh ibu Tini
adalah karena adanya bahaya dari luar yang mengancam anaknya.
2. Kegelisahan Neurotik (Saraf)
Kegelisahan ini
berhubungan dengan sistem syaraf. Syaraf-syaraf yang bekerja
secara alami ketika tubuh merasa terancam atau mengetahui akan ada suatu hal
berbahaya yang akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk melakukannya.
Singkatnya kegelisahan ini ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya
naluriah.
Contohnya:
Kegelisahan para peserta Indonesia Mencari
Bakat
ketika akan mengetahui siapa yang harus pulang pada malam mereka tampil dan
kegelisahan murid-murid sekolah ketika menunggu hasil ujian akhir.
3. Kegelisahan moral
Kegelisahan ini mucul
dari dalam diri sendiri. Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu dalam
ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan bahaya dari hati nurani. Hal ini
timbul karena pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari nurani dan sadar atau
tidak mereka tahu mana hal yang benar dan mana yang salah. Walaupun mereka
melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu hal yang dilakukannya itu
adalah salah. Keadaan mungkin yang memaksa mereka melakukannya. Jadi, mereka
tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami kegelisahan moral itu. Contohnya:
Setelah terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU, banyak pihak yang terkait
merasa gelisah.
Faktor
Penyebab Kegelisahan
Bukan
merupakan sebuah kepastian bahwa akar penyebab kegelisahan selalu bermula dari
faktor keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh kedua orang tua.
Bahkan, terkadang ia muncul dari diri penderita sendiri dan itu merupakan
faktor sangat dominan dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan manusia
sampai akhir hayatnya. Faktor penyebab
kegelisahan antara lain:
Dari Dalam
Faktor kegelisan dari dalam diri seseorang antara lain:
1. Cinta Diri
Kecintaan seseorang terhadap dirinya
merupakan hal yang wajar, namun sebagian orang telah berlebihan dalam
mempertahankan cinta tersebut, sehingga terbebani dengan berbagai macam
penderitaan dan rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud cinta diri
adalah kecintaan melampaui batas, perhatian berlebihan terhadap diri sendiri,
dan sangat sensitif terhadap segala hal yang berkaitan dengan itu, sehingga ia
tidak mendapati musibah yang lebih parah dari penyakit tersebut. Ya perhatian
yang berlebihan terhadap diri akan menyebabkan munculnya keinginan buruk dalam
diri seseorang, seperti ingin meraih kecintaan dari semua manusia, mengharapkan
kehadiran mereka dengan patuh dan mau melaksanakan perintahnya secara
keseluruhan demi memperoleh kerelaannya.
2. Lalai dalam Mengingat Allah
Dalam beberapa hadits dan riwayat
Shahih disebutkan bahwa was-was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai akibat
kelalaian seseorang dalam mengingat Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya,
dan mengentengkan perintah dan larangan-Nya. Terkadang was-was juga akan muncul
dari setan yang telah mengguncangkan jiwanya.
Ya, orang yang hatinya bersih dan yakin
kepada Allah tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila menderita cacat atau
penyakit tertentu. Dari sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat benteng
kuat dan baju besi yang melindungi manusia dari berbagai macam bahaya, seperti
penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat menjadikannya sebagai pijakan
dalam proses pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan bahwa was-was bisa
muncul sebagai akibat perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari
perlindungan Allah dapat mencegah seseorang dari dampak negatifnya.
3. Gejolak Hati
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was. Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
Terkadang was-was muncul dalam keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh. Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal itu menyeretnya kedalam kubangan was-was. Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori badannya, maka ia akan segera melawan guncangan jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan cara mencuci kotoran tersebut berulang kali. Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang bersifat was-was tersebut. Sebagian orang berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan yang dapat disembuhkan dengan mudah.
4. Rasa Takut dan Malu
Mungkin, sifat malu merupakan salah
satu diantara faktor penyebab was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang
takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan kita membahas tentang
sebab-sebabnya pada anak-anak. Karena itu, mereka yang pada masa kecilnya telah
mendapatkan pelecehan dan perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan mampu
menghadapi problem yang sangat besar dan menyelesaikannya secara benar. Ini
menunjukkan bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan berbagai macam cara untuk
melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak menjadi bahan penilaian
dan cemoohan orang lain. Inilah yang mendorongnya melakukan pekerjaan secara
berulang agar dapat menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada akhirnya
menjerumuskannya kedalam was-was.
5. Tidak Merasa Aman
Dalam keadaan tertentu, perasaan tidak
aman merupakan faktor penyebab terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian
orang akan menderita was-was lantaran dirinya merasakan tidak adanya keamanan.
Terkadang, perasaan semacam ini merupakan akibat dari lemahnya kepribadian dan
tidak adanya kemampuan dalam mengendalikan diri. Tidak diragukan
lagi bahwa benturan kejiwaan yang datang secara tiba-tiba pada diri seseorang
akan mendorong munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang kemudian akan
menyebabkan tertimpa was-was. Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan
perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga merupakan penyebab lemahnya
kepribadian dan menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi penyakit was-was.
6. Jiwa yang Lemah
Kelemahan jiwa dalam diri seseorang
dapat mencapai suatu taraf dimana ia sendiri kehilangan kekuatan untuk
mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya dengan terpaksa menyerah dihadapan
kejadian-kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan keinginan agar seluruh
pekerjaannya sebanding dengan orang yang lebih utama darinya, maka perasaan ini
akan berubah kedalam bentuk perasaan lemah.
Cara Mengatasi Kegelisahan
Cara yang digunakan
dalam mengatasi kegelisahan:
·
Dengan
memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama kita menanyakan pada diri kita
sendiri (instropeksi),akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita
tanggung atau yang akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa penyebabnya dan
sebagainya.
·
Kita
bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada diri kita dengan rasa tabah dan
senang hati niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa kita. Bersamaan
berjalannya waktu kita dapat mencoba untuk memperkecil dan mengurangi
keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan tersebut dalam jiwa kita.
·
Berdoa kepada Tuhan dengan
sungguh-sungguh sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau mengabulkan
permohonan kita dari perasaan kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha
Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha Penyayang bagi umatnya yang mau
berdoa dan memohon kepadaNya
Bentuk-bentuk
kegelisahan
Bentuk bentuk kegelisahan antara lain:
1. Keterasingan
Keterasingan berasal
dari kata terasing, asal kata dari kata dasar asing. Kata asing berarti
sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari
pergaulan, terpisahkan dari yang lain,atau terpencil. Jadi, keterasingan
berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpisah dari
yang lain atau terpencil. Apapun makna yang kita lekatkan pada istilah
keterasingan, yang jelas ia merupakan bagian dari hidup manusia. Sebagai bagian
dari hidup manusia, sebagaimana juga kegelisahan, maka keterasingan pun
memiliki sifat universal. Ini berarti bahwa keterasingan tidak pernah mengenal
perbedaan manusia. Sebentar ataukah lama setiap orang akan pernah mengalami
keterasingan ini, meskipun kadar atau penyebabnya berbeda-beda.
2. Kesepian
Kesepian berasal dari
kata sepi, artinya sunyi, lengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kendaraan,
tidak banyak tamu, tidak banyak pembeli, tak ada apa-apa, dan sebagainya.
Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.
c)
3. Ketidakpastian
Ketidakpastian
berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu (pikirannya) atau mendua,
atau apa yang dipikirkan tidak searah dan kemana tujuannya tidak jelas. Itu
semua akibat pikirannya yang tidak dapat konsentrasi. Ketidakkonsentrasian itu
disebabkan oleh berbagai sebab, yang paling utama adalah kekacauan
pikiran. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah bagian hidup manusia. Setiap
orang hidup pasti pernah mengalaminya. Bahkan anak kecil sekalipun pernah
mengalaminya, misalnya, ketika anak kecil ditinggalkan ibunya, ia menangis
kebingungan. Kebingungan itu menunjukan adanya ketidakpastian, seperti anak
ayam yang kehilangan induknya.
KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan mengenai MANUSIA
dan KEGELISAHAN yang telah kami paparkan pada bab terdahulu, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa kegelisahan merupakan bagian hidup manusia. Tiap manusia,
dengan tidak memperdulikan segala latar belakang dan kemampuannya, pasti
akan mengalami kegelisahan, entah sebentar atau lama, relative ringan ataupun
berat. Yang demikian ini boleh jadi sangat wajar mengingat manusia mempunyai
hati dan perasaan.
Berbicara tentang manusia, berbicara
pula tentang media tempat manusia hidup yaitu Dunia. Untuk bisa memahami
hakikat manusia maka harus pula memahami hakikat dunia dan hakikat kehidupan
manusia didunia. Pada dasarnya konsep mendiami dunia mengandung arti pemenuhan
kebutuhan atas aspek-aspek yang membentuk manusia. Apabila manusia tidak bisa
menjaga hakikat dirinya dan hakikat hidupnya maka yang timbul adalah
kegelisahan .sumber dari kegelisahan adalah hawa nafsu dan sikap pamrih (tidak
ikhlas). Kedua hal ini akan menyebabkan munculnya sikap keserakahan dan konflik
yang juga memunculkan ketakutan, kekecewaan, dan pada akhirnya adalah
kegelisahan.
Untuk
mengatasi kegelisahan yang dialami manusia, cara yang paling ampuh adalah kita
dituntut untuk bersifat qana’ah (berpikir positif) kembalikan semuanya kepada
Allah SWT dan selalu mengingat Dia.
Manusia dan Kegelisahan
Latarbelakang
Setiap manusia mempunyai harapan yang berbeda-beda. Manusia tanpa adanya
harapan berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang meninggal sekalipun
mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan
tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan
kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada
usaha orang yang mempunyai harapan itu sendiri.
Harapan berasal dari kata harap
yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu
yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan
kita. Kita harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup menggantung
semata pada harapan. Adalah baik untuk berharap yang terbaik. Tetapi hal itu
tidak cukup. Kita tidak bisa hanya berharap - kita harus bertindak.Sangat
menyedihkan, bahwa banyak hal digantung berlebihan pada harapan - demi
perbaikan nasib. Berharap yang terbaik belum menghasilkan apa-apa. Bekerja dan
bertindak - disertai dengan harapan di dalam hati - adalah hal yang membawa
hasil. Kombinasi yang sempurna. Harapan tidak akan mengecewakan - selama hal
itu disertai dengan tindakan dan komitmen.
Harapan tidak bisa mengganti tindakan.
Kerjakan apa yang harus dikerjakan - ada atau tidak ada harapan. Harapkan yang
terbaik dan kerjakan apa saja yang memungkinkan harapan itu terwujud.
Berikut
sedikit cerita dalam hidup saya ketika saya mengharapkan sesuatu:
Setiap manusia pasti
memiliki harapan dalam hidupnya. Harapan yang dapat mengubah dirinya lebih baik
dan mencoba mengabulkannya ataupun mewujudkan harapannya itu agar lebih baik. Sesuatu
harapan yang selalu kita inginkan kadang belum tentu baik untuk diri kita,
namun ada tujuan dan hikmah dari semua itu. Saya pernah berharap yang sangat
besar ketika saya mengikuti ujian SBMPTN 2013 yaitu saya sangat berharap keterima
PTN yang saya inginkan, harapan ingin membahagiakan orang tua. Namun harapan
itu belum terwujud saya belum dapat keberuntungan itu, harapan pun tak
tercapai. Perasaan yang terjadi pada saat saya menerima pengumuman SBMPTN 2013
belum keterima di PTN yang saya inginkan sangat membuat diri saya bersedih dan
kecewa. Mungkin ini harapan yang belum tercapai, tapi insya Allah saya akan
mencoba membahagiakan orang tua saya dengan hal lain. Ketidakterimanya saya
mungkin ini sudah keputusan terbaik dari Allah SWT kepada saya. Saya mencoba
lapang dada dan positive thinking bahwa Allah memberikan yang terbaik bagi
umat-Nya.
Pengertian Harapan
Harapan atau asa adalah
bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau
suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya
harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang,
dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun ada kalanya harapan tertumpu
pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan
harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Beberapa pendapat
menyatakan bahwa esensi harapan berbeda dengan "berpikir positif"
yang merupakan salah satu cara terapi/ proses sistematis dalam psikologi untuk menangkal
"pikiran negatif" atau "berpikir pesimis".
Kalimat lain "harapan
palsu" adalah kondisi dimana harapan dianggap tidak memiliki dasar kuat
atau berdasarkan khayalan serta kesempatan harapan tersebut
menjadi nyata sangatlah kecil.
Sebab-Sebab Manusia Mempunyai Harapan
Ada 2 hal yang menyebabkan seseorang memiliki harapan, yaitu
:
1. Dorongan Kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terwujud dalam
diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan.Dorongan kodrat
menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis,
tertawa, sedih, dan bahagia.Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma
sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat,
dan hidup bersama dengan manusia lain.Dengan kodrat inilah, manusia memiliki harapan.
2. Dorongan Kebutuhan Hidup
Manusia memiliki kebutuhan hidup, umumnya adalah kebutuhan jasmani dan rohani.
Untuk memenuhi kebutuhan itu manusia harus bekerja sama dengan manusia lain.
Hal ini disebabkan karena kemampuan manusia sangat terbatas baik kemampuan fisik
maupun kemampuan berpikirnya.
Menurut Abraham
Maslow, sesuai dengan kodratnya, harapan atau kebutuhan manusia itu adalah :
a. Kelangsungan hidup (survival).
b. Keamaanan (safety).
c. Hak dan kewajiban untuk mencintai dan dicintai (be loving and loved).
d. Diakui lingkungan (status).
e. Perwujudan cita-cita (self-actualization).
Dengan
adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai
harapan. Karena pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
Berbagai Cara Mencapai Harapan
1.
Percaya diri dan Optimis
Sebelum
kita melakukan sesuatu ( untuk mencapai harapan ), kita harus percaya diri dan
optimis. Maksudnya kita harus percaya pada kemampuanyang ada pada diri kita dan
kita harus berfikir positif serta yakin bahwa harapan itu pasti tercapai. Kita
tidak boleh berfikir pesimis dan takut mengambil resiko. Karena hal tersebut
bisa menghambat kita untuk Mencapai sebuah Harapan.
2.
Berusaha dengan sungguh-sungguh
Untuk mencapai sebuah harapan kita tidak
bisa hanya tinggal diam. Oleh karena itu kita diharuskan berusaha dengan
sungguh-sungguh, maksudnya kita harus bekerja dengan ikhlas, bekerja keras
dengan sepenuh tenaga, dan bekerja dengan sebaik mungkin. Jangan sampai kita
bekerja dengan ceroboh atau sembarangan, karena itu tidak akan membuahkan
hasil.
3.
Berdoa pada Allah SWT
Setelah
kita melakukan usaha dengan sebaik mungkin, kita tidak boleh menyudahinya
sampai disitu saja. Kita lanjutkan dengan berdoa pada Allah SWT. Sebab Allah
akan mengabulkan permintaan hamba-Nya jika hamban-Nya mau berdoa. Sesuai dengan
firman Allah yaitu “ Berdoalah pada-Ku, niscaya doamu akan Kukabulkan ”. Nah,
oleh karena itu kita jangan malas dan jangan malu untuk berdoa dan meminta pada
Allah SWT.
4.
Bertawakkal pada Allah SWT
Setelah kita sudah berusaha dan
berdoa, kita harus bertawakkal pada Allah SWT. Maksud dari bertawakkal pada
Allah adalah kita berserah diri pada Allah setelah kita berusaha dan berdoa
dengan sebaik mungkin. Jadi setelah berusaha kita harus berserah diri pada
Allah SWT. Karena manusia hanya bisa berencana dan Allah lah yang menentukan
hasilnya.
5.
Bersedekah dan Beribadah
Selain
itu, kita bisa juga mendampingi hal-hal diatas dengan bersedekah. Dengan
bersedekah kita bukan mengurangi harta kita, tapi malah menambahnya karena
Allah akan membalasnya dengan berlipat-lipat. Saat kita bersedekah, kita boleh
sambil berdoa dan berharap agar harapan kita tercapai. Selain bersedekah kita
harus memperbanyak beribadah. Misalnya berpuasa dan melakukan salat sunnah
Hajat. Mungkin dengan hal itu harapankita akan semakin semakin mudah tercapai
.Setelah kita sudah melakukan hal- hal diatas tapi harapan kita masih
belum tercapai juga, kita harus tetap sabar, tidak cepat menyerah dan tidak
putus asa. Kita harus terus berusaha dan berusaha lagi agar harapan kita
tercapai.
Macam-Macam Harapan
Ibnul Qayyim berkata, “Harapan itu ada tiga macam :
1. Harapan
seorang yang beramal ketaatan akan pahala,
2. Harapan
seorang pendosa yang bertaubat akan ampunan,
3. Harapan
seorang yang terus menerus meremehkan dosa dan kesalahannya akan ampunan
Rabb-nya, namun ia tidak beramal untuk itu, maka ia termasuk orang yang
tertipu.
Kesimpulan
Harapan merupakan suatu kondisi dimana seseorang akan melakukan apapun untuk
mencapai tujuan semaksimal mungkin. Setiap individu memiliki harapan nya masing
– masing terhadap kelangsungan hidup mereka. Usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu
harapan sangatlah beragam. Misalnya bekerja keras, memohon dan berdoa kepada
Yang Maha Kuasa.
Ada berbagai macam harapan yang ada, namun tidak semua harapan dapat tercapai
dengan mudah. Butuh kerja keras untuk mencapai harapan tersebut.
http://antusiasina.blogspot.com/2014/01/makalah-ilmu-budaya-dasar-manusia-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar