Latar
Belakang
Manusia dalam
kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta
dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan,
sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau
melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan
kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya
tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia
melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak
manusia merusak kebudayaan.
Hubungan yang
erat antara manusia (terutama masyarakat) dan kebudayaan telah lebih jauh
diungkapkan oleh Melville J. Herkovits dan Bronislaw Malinowski, yang
mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat
didalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu. (Soemardjan, Selo: 1964: 115). Kemudian Herkovits memandang
kebudayaan sebagai sesuatu yang superorganic. Karena kebudayaan berturun
temurun dari generasi ke generasi tetap hidup. Walaupun manusia yang menjadi
anggota masyarakat sudah berganti karena kelahiran dan kematian.
Lebih jauh dapat
dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh E. B. Tylor (1871) dalam bukunya
Primitive Culture: kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia
sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan, kebudayaan mencakup
kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola
perilaku normative. Oleh karena itu, manusia yang mempelajari kebudayaan dari
masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya
(destruktif).
Pengertian
Ilmu
Secara bahasa Ilmu berasal dari bahasa arab
‘alima, ya’lamu, ‘ilman, dengan wazan fa’ila, yaf’alu, yang berarti : mengerti,
memahami benar-benar. Sedangkan secara istilah, ada banyak sekali pendapat tentang
itu, seperti pendapat :
- Muhammad Hatta mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hokum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabi’atnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
- Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah empiris, rasional, umum dan sistematik, dan keempatnya serentak.
- Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
- Ashley Pearson, guru besar Antropologi di Rutgers University menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari satu pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan
berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk jamak dari kata
budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal
dari bahasa snsekerta buddayah yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti
budi atau akal.dalam bahasa inggris kata budaya berasal dari kata culture,
dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata Cultuur, dalam bahasa latin,
berasal dari kata corela.
Berikut
pengertian budaya atau kebudayaan dari beberapa ahli:
- E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan komplek yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
- R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebai konfigurasi tingkah laku yang dipelajari dan hasil ntingkah laku yang dipelajari, dimana unsur pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat lainnya.
- Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
- Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.
Pengertian Ilmu Budaya Dasar
Dan secara sederhana IBD adalah pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.
Istilah IBD dikembangkan pertama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia, berbudaya dan halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus. Dengan mempelajari the humanities diandaikan seseorang akan bisa menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya dan lebih halus.
Dengan demikian bisa dikatakan bahwa the humanities berkaitan dengan nilai-nilai manusia sebagai homo humanus atau manusia berbudaya. Agar manusia menjadi humanus, mereka harus mempelajari ilmu yaitu the humanities disamping tidak meninggalkan tanggungjawabnya yang lain sebagai manusia itu sendiri.
Untuk mengetahui bahwa ilmu budaya dasar termasuk kelompok pengetahuan budaya lebih dahulu perlu diketahui pengelompokan ilmu pengetahuan. Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu :
- Ilmu-ilmu Alamiah ( natural scince ) Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi. Hasil penelitian 100 5 benar dan 100 5 salah
- Ilmu-ilmu sosial ( social scince ) Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100 5 benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia ini tidak dapat berubah dari saat ke saat.
- Pengetahuan budaya ( the humanities ) Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disiplin) seni dan filsafat. Keahlian inipun dapat dibagi-bagi lagi ke dalam berbagai bidang keahlian lain, seperti seni tari, seni rupa, seni musik, dll. Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan perkataan lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan. Ilmu budaya dasar berbeda dengan pengetahuan budaya. Ilmu budaya dasar dalam bahasa Inggris disebut basic humanities. Pengetahuan budaya dalam bahasa inggris disebut dengan istilah the humanities. Pengetahuan budaya mengkaji masalah nilai-nilai manusia sebagai mahluk berbudaya (homo humanus). Sedangkan ilmu budaya dasar bukan ilmu tentang budaya, melainkan mengenai pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan budaya.
Tujuan Ilmu Budaya Dasar
Penyajian mata kuliah ilmu budaya dasar
tidak lain merupakan usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan
dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk
mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan demikian mata
kuliah ini tidak dimaksudkan untuk mendidik ahli-ahli dalam salah satu
bidang keahlian yang termasuk didalam pengetahuan budaya (the
humanities) akan tetapi IBD semata-mata sebagai salah satu usaha untuk
mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan
pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik
yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut
dirinya sendiri.
Acapkali dikonstatir bahwa dalam masyarakat yang bergabung semakin cepat dan rumit ini, mahasiswa harus mengalami pergeseran nilai-nilai yang mungkin sekali dapat membuatnya masabodoh atau putus asa, suatu sikap yang tidak selayaknya dimiliki oleh seorang terpelajar. Bagaimanapun juga mahasiswa adalah orang-orang muda yang sedang mempelajari cara memberikan tanggapan dan penilaian terhadap apasaja yang terjadi atas dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sudah barang tentu ia perlu dibimbing untuk menemukan cara terbaik yang sesuai dengan dirinya sendiri tanpa harus mengorbankan masyarakat dan alam sekitarnya. Secara tidak langsung ilmu budaya dasar akan membantu mereka untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
Berpijak dari hal diatas, tujuan mata
kuliah ilmu budaya dasar adalah untuk mengembangkan kepribadian dan
wawasan pemikiran, khususnya berkenaan dengan kebudayaan, agar daya
tangkap, persepsi dan penalaran mengenai lingkungan budaya mahasiswa
dapat menjadi lebih halus. Untuk bisa menjangkau tujuan tersebut IBD
diharapkan dapat :
- Mengusahakan kepekaan mahasiswa terhadap lingkungan budaya, sehingga mereka lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru, terutama untuk kepentingan profesi mereka.
- Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperluas pandangan mereka tentang masalah kemansiaan dan budaya serta mengembangkan daya kritis mereka terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kedua hal tersebut.
- Mengusahakan agar mahasiswa, sebagai calon pemimpin bagnsa dan Negara serta ahli dalam bidang disiplin masing-masing tidak jatuh ke dalam sifat-sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin yang ketat
- menguasahakan wahana komunikasi para akademisi agar mereka lebih mampu berdialog satu sama lain. Dengan memiliki satu bekal yang sama, para akademisi diharapkan akan lebih lancer dalam berkomunikasi.
Jika diperinci maka tujuan pengajaran ilmu budaya dasar itu adalah :
- Lebih peka dan terbuka terhadap masalah kemanusiaan dan budaya, serta lebih bertanggung jawab terhadap masalah-masalah tersebut.
- Mengusahakan kepekaan terhadap nilai-nilai lain untuk lebih mudah menyesuaikan diri.
- Menyadarkan mahasiswa terhadap nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat, hormat menghormati serta simpati pada nilai-nilai yang hidup pada masyarakat.
- Mengembangkan daya kritis terhadap persoalan kemanusiaan dan kebudayaan.
- Memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup luas tentang kebudayaan indonesia,
- Menimbulkan minat untuk mendalaminya.
- Mendukung dan mengembangkan kebudayaan sendiri dengan kreatif.
- Tidak terjerumus terhadap sifat kedaerahan dan pengkotakan disiplin ilmu.
- Menambahkan kemampuan mahasiswa untuk menanggapi masalah nilai-nilai budaya dalam masyarakat indonesia dan dunia tana terpikat oleh disipin mereka.
- Mempunyai kesamaan bahan pembicaraan, tempat berpijak mengenai masalah kemanusian dan kebudayaan.
- Terjalin interelasi antara cendekiawan yang berbeda keahlian agar lebih positif dan komunikatif.
- Menjembatani para sarjana yang berbeda keahliannya dalam bertugas menghadapi masalah kemanusiaan dan budaya.
- Memperlancar masalah pelaksanaan pembangunan dalam berbagai bidang yang ditangani oleh berbagai cendekiawan.
- Agar mampu memenuhi tuntutan masyarakat yang sedang membangun.
- Agar mampu memenuhi tuntutan dari tridarma perguruan tinggi, khususnya darma pendidikan.
Dengan ringkas dapat disebutkan bahwa tujuan IBD secara umum adalah :
Pembentukan dan pengembangan kepribadian
serta perluasan wawasan perhatian, pengetahuan dan pemikiran mengenai
berbagai gejala yang timbul dalam lingkungan, khususnya gejala-gejala
yang berkenaan dengan kebudayaan dan kemanusiaan, agar daya tanggap,
persepsi dan penalaran berkenaan dengan lingkungan budaya dapat
diperluas.
HUBUNGAN
ANTARA MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Manusia
di lahirkan sebagai makhluk hidup yang paling sempurna, karena manusia di
berikan akal, sehingga dengan akalnya manusia dapat memenuhi segala macam
kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia tidak pernah terhenti, hal ini
menuntut manusia untuk terus berfikir bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tujuan memenuhi kebutuhan hidup inilah akhirnya melahirkan berbagai cipta dan
karya manusia, atau apa yang kita kenal kebudayaan. Jadi pada dasarnya manusia
menciptakan kebudayaan adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itu
manusia di sebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan, bahkan di sadari
atau tidak kadangkala manusia merusak kebudayaan yang telah di ciptakannya itu.
Hasil
cipta dan karya manusia antara lain melahirkan teknologi yang mempunyai
kegunaan utama membantu mempermudah manusia serta dalam melindungi manusia
terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai :
- Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
- Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
- Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia, termasuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Pembeda manusia dan binatang.
- Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berperilaku di dalam pergaulan.
- Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
- Sebagai modal dasar pembangunan.
Dengan
demikian, manusia merupakan makhluk yang berbudaya, melalui akalnya manusia
dapat mengembangkan kebudayaan. Begitu pula manusia hidup dan tergantung pada
kebudayaan sebagai hasil ciptaannya. Kebudayaan juga memberikan aturan bagi
manusia dalam mengolah lingkungan dengan teknologi hasil ciptaannya.
Kebudayaan
mempunyai fungsi yang besar bagi manusia dan masyarakat untuk menaklukan
berbagai macam kekuatan yang harus di hadapi manusia dan masyarakat seperti
kekuatan alam dan kekuatan lain. Selain itu manusia dan masyarakat memerlukan
kepuasan baik secara spiritual maupun materil.
Kebudayaan
masyarakat tersebut sebagian besar di penuhi oleh kebudayaan yang bersumber
pada masyarakat itu sendiri. Hasil karya masyarakat melahirkan teknologi atau
kebudayaan kebendaan yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi masyarakat
terhadap lingkungan di dalamnya.
Dalam
kaitannya untuk memenuhi segala macam kebutuhan dan tindakan untuk melindungi diri
dari lingkungan alam pada taraf permulaan manusia bersikap menyerah dan
semata-mata bertindak di dalam batas-batas untuk melindungi dirinya, namun
dengan akal pikirannya manusia terus berusaha. Sehingga semakin hari pemikiran
manusia semakin berkembang dan masyarakat semakin kompleks, kemudian lahirlah
taraf kebudayaannya lebih tinggi. Hasil karya tersebut yaitu teknologi yang
memberikan kemungkinan yang luas untuk memanfaatkan hasil alam bahkan menguasai
alam.
Hakekat
Manusia
a. Mahluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai salah satu kesatuan yang utuh.
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat,di raba,di rasa, wujudnya kongrit tetapi tidak abadi.Jika manusia meninggal, tubuhnya hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh tidak dapat dilihat,tidak dapat di raba, sifatnya abstrak tetapi abadi.jika manusia meninggal jiwa lepas dari tubuh dan kembali ke asalnya yaitu Tuhan.
b. Mahluk ciptaan Tuhan yang paling
sempurna, jika di bandingkan dengan mahluk lainnya.
Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal,perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat di manusia ataupun binatang, perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
Kesempurnaan terletak pada adab dan budayanya, karena manusia di lengkapi oleh penciptanya dengan akal,perasaan, dan kehendak yang terdapat di dalam jiwa manusia. Dengan akal (ratio) manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Daya rasa (perasaan) dalam diri manusia itu ada dua macam, yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat di manusia ataupun binatang, perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia misalnya :
- Perasaan intelektual, yaitu petasaan yang berkenaan dengan pengetahuan.
- Perasaan estetis, yaitu perasaan yang berkenan dengan keindahan.
- Perasaan etis, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kebaikan.
- Perasaan diri, yaitu perasaan yang berkenaan dengan harga diri karena ada kelebihan dari yang lain.
- Perasaan sosial, yaitu perasaan yang berkenaan dengan kelompok atau korp atau hidup bermasyarakat, ikut merasakan kehidupan orang lain.
- Perasaan religious, yaitu perasaan yang berkenaan dengan agama atau kepercayaan. Adanya kehendak dari setiap manusia mampu menciptakan perilaku tentang kebaikan menurut moral.
c. Mahluk biokultural, yaitu mahluk
hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling
tindak atau interaksi faktor-faktor hayati dan budayawi. Sebagai mahluk
budayawi manusia dapat di pelajari dari segi-segi : kemasyarakatan,
kekerabatan, psikologi sosial, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa dan
sebagainya.
d. Mahluk ciptaan Tuhan yang terikat
dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan
bekerja dan berkarya Soren Kienkegaard seorang filsuf Denmark pelopor ajaran
“eksistensialisme” memandang manusia dalam konteks kehidupan konkrit adalah mahluk
alamiah yang terikat dengan lingkungannya (ekologi).
Hidup manusia mempunyai tiga syaraf,
yaitu estetis, etis dan religius.
UNSUR-UNSUR
KEBUDAYAAN
Adanya
perbedaan wujud kebudayaan antara satu budaya dengan budaya lain disebabkan
karena dalam masyarakat terdiri atas berbagai unsure, baik yang besar maupun
yang kecil yang membentuk satu kesatuan. Ada banyak pendapat tentang
unsure-unsur yang membentuk satu kebudayaan.
1. Melville
J. Herskovits,
unsur-unsur kebudayaan terdiri atas sebagai berikut:
- Alat-alat teknologi
- System ekonomi
- Keluarga
- Kekuasaan politik
2. Bronislaw
Malinowski
menyebutkan unsur-unsur kebudayaan sebagai berikut :
- System norma-norma yang memungkinkan kerjasama antar anggota masyarakat agar menguasai alam sekelilingnya.
- Organisasi ekonomi
- Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-[etugas untuk pendidikan, perlu diingat bahwa keluarga adalah lembaga pendidikan yang utama
- Organisas kekuatan
3. C.
Kluckhohn
berpendapat bahwa terdapat tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal
(cultural universal) artinya ketujuh unsur ini dapat ditemukan pada semua
kebudayaan bangsa di dunia yaitu:
- System religi
- System pengetahuan
- System mata pencaharian hidup
- Sistem peralatan hidup atau teknologi
- Organisasi kemasyarakatan
- Bahasa
- Kesenian
Tiap-tiap
unsur kebudayaan ini dapat diperinci menjadi unsure-unsur yang lebih kecil
hingga beerapa kali. Dengan metode Raplh Linton pemerinci dapat dilakukan
hingga empat kali. Karena serupa dengan kebudayaan dalam keseluruhan setiap
unsure kebudayaan universal itu juga mempunyai tiga wujud Yaitu wujud system
budaya, wujud sistem sosial dan wujud kebudayaan fisik sehingga pemerincian
dari ketujuh unsure tersebut masing-masing harus juga dilakukan mngenai ketiga
wujud tersebut.
Wujud
system dari unsur kebudayaan universal berupa adat dan pada tahap pertamanya
adat dapat diperinci lagi menjadi beberapa kompleks budaya. Kompleks budaya
dapat diperinci lagi menjadi tema budaya. Akhirnya pada tahap ketiga tiap tema
budaya dapat diperinci dalam gagasan.
KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN
Hampir di setiap jaman seni termasuk
sastra memegang peranan yang penting dalam the humanities. Ini terjadi
karena seni merupakan ekspresi nilai-nilai kemanusiaan, dan bukannya formulasi
nilai-nilai kemanusiaan seperti yang terdapat dalam filsafat atu agama. Karena
seni adalah ekspresi yang sifatnya tidak normative, seni lebih mudah
berkomunikasi, karena tidak normatif nilai-nilai yang di sampaikan lebih
fleksibal baik isinya maupun cara penyampainnya.
Orientasi the Humanities adalah ilmu :
Dengan mempelajari satu sebagai dari disiplin ilmu yang mencakup dalam the
humanities, mahasiswa di harapkan dapat menjadi homo humanus yang lebih baik.
B. Ilmu
Budaya Dasar Yang Di Hubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa banyak pandangannya.
Kadang-kadang di sebut narrative fiction, prose fiction atau hanya fiction saja.
Dalam bahasa Indonesia istilah tadi sering di terjemahkan menjadi cerita rekaan
dan di definisikan sebagai bentuk cerita tau prosa kisahan yang mempunyai
pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang si hasilkan oleh daya khayal atau
imajinasi.
Dalam kesussatraan Indonesia kita mengenai
jenis prosa lama dan prosa baru.
a. Prosa lama meliputi
1.
Dongeng-dongeng
2.
Hikayat
3.
Sejarah
4.
Epos
5.
Cerita
pelipur lara
b. Prosa baru meliputi
1.
Cerits
pendek
2.
Roman/novel
3.
Biografi
4.
Kisah
5.
Otobiografi
C. Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
Sebagai seni yang bertulang punggung
cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung
membawakan moral, pesan atau cerita Dengan perkataan lain prosa mempunyai
nilai-nilai yang diperoleh pembawa lewat sastra. Adapun nilai-nilai yang di
peroleh pembawa lewat sastra antara lain :
1. Prosa
fiksi memberikan kesenangan
Keistimewaan kesenangan yang di peroleh dari
membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman, pembaca dapat
mengembangkan imajinasinya untuk mengenal dareh atau tempat asing, pembaca juga
dapat mengenal tokoh-tokoh asing.
2. Prosa
fiksi memberikan informasi
Fiksi memberikan
sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedia. Dalam novel sering
kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik
tentang kehidupan masa kini, kehidupan masa lampau, bahkan juga kehidupan yang
akan dating atau kehidupan yang asing sama sekali.
3. Prosa
fiksi memberikan warisan cultural
Prosa fiksi dapat
menstimulasi imaginasi, dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak
henti-hentinya dari warisan budaya bangsa. Salah satunya adalah novel Siti
Nurbaya.
4. Prosa
memberikan keseimbangan wawasan
Lewat prosa fiksi
seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan
banyak individu. Fiksi juga memungkinkan lebih banyak kesempatan untuk memilih
respon-respon emosional atau ransangan aksi yang mungkin sangat berbeda
daripada apa yang di sajikan dalam kehidupan sendiri.
Berkenaan dengan moral , karya satra dapat di bagi menjadi dua : Karya sastra yang menyurakan aspirasi jamannya, dan karya satra yang menyuarakan gejolak jamananya, ada juga yang tentunya menyuarakan kedua-duanya.
Kedua macam sastra itu selalu
menyampaikan masalah. Masalah ini di sampaikan dengan jalan menyajikan
interaksi tokoh-tokohnya. Kita kenal Mahabrata dan Ramayana, Mahabrta
menceritakan kepahlawanan orang-orang pandawa yang pemberani. Pokok bahasan
manusia dan cinta kasih dapat di hungkan denga cinta kasih antara Maria dan
Yusuf dalam buku layar terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana.
D. Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan
Dengan Puisi
Pembahasan puisi dalam rangka
pengjaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan lepas di arahkan pada tradisi pendidikan
dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dapat di pakai sebagai
media sekaligus sebagai sumber sesuai dengan tema-tema atau pokok bahasan yang
terdapat di dalam Ilmu Budaya Dasar.
Puisi termasuk satra, sedangkan
sastra bagian dari kesenian, dan kesenian cabang/unsur dari kebudayaan.
Kepuitisan, keartistikan atau
keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun
puisinya dengan menggunakan :
- Figura bahasa (figutrative language ) seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori sehingga puisi menjadi segar hidup, menarik dan memberi kejelasan gambaran angan.
- Kata-kata yang ambiqiuitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda banya tafsir
- Kata-kata berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
- Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
- Pengulangan yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan,sehingga lebih menggugah hati.
Dibalik kata-katanya yang padat, ekonomis dan
suakr di cerna maknanya itu,puisi berisi potret kehidupan manusia.
Adapun alasan-alasan yang melandasi penyajian
puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya Dasar adalah sebagi berikut :
- Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia : Perekaman dan penyampaian pengalaman dalam sastra puisi disebut “pengalaman perwakilan”. Pendekatan terhadap pengalaman perwakilan itu dapat di lakukan dengan suatu kemampuan yang di sebut “imaginative entry” yaitu kemampuan menghubungkan pengalaman hidup sendiri dengan pengalaman yang di tuangkan penyair dalam puisinya.
- Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual : Dengan membaca puisi mahasiswa dapat di ajak untuk dapat menjenguk hati/penyair manusia, baik orang lain maupun diri sendiri.
- Puisi dan keinsyafan sosial secara imaginative puisi dapat menafsirkan situasi dasar manusia sosial yang bisa berupa :
- Penderitaan atas ketidakadilan
- Perjuangan untuk kekuasaan
- Konflik dengan sesama
- Pemberontakan terhadap hukum Tuhan
Cinta kasih itu kadang-kadang tidak berdiri
sendiri,ia sering berpadu dengan nilai-nilai kemanusiaan yang lain seperti
penderitaan (kesepian,kesedihan,keputusan,dll).
Puisi merupakan sesuatu yang hidup dalam
metafisis, suatu impian yang berkribadian sehingga sukar dihayati isinya,
Walaupun demikian bila puisi dibaca dengan baik setidaknya akan membantu
pembaca dalam menafsirkannya.
Referensi :
http://blog.uin-malang.ac.id/gudangmakalah/2011/04/17/pengertian-dan-tujuan-serta-ruang-lingkup-ilmu-budaya-dasar/#more-109
http://www.tugasku4u.com/2013/04/makalah-ilmu-sosial-budaya-dasar.html
http://katamardiansyah.blogspot.com/2013/07/rangkuman-materi-ilmu-budaya-dasar-bab.html
Referensi :
http://blog.uin-malang.ac.id/gudangmakalah/2011/04/17/pengertian-dan-tujuan-serta-ruang-lingkup-ilmu-budaya-dasar/#more-109
http://www.tugasku4u.com/2013/04/makalah-ilmu-sosial-budaya-dasar.html
http://katamardiansyah.blogspot.com/2013/07/rangkuman-materi-ilmu-budaya-dasar-bab.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar